SOLO — Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah, Ketua Umum Kadin Jawa Tengah Harry Nuryanto Soediro menyebut kawasan Solo Raya sebagai kawasan strategis yang penuh peluang dan memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Hal ini ia sampaikan dalam sambutannya pada pembukaan Solo Raya Great Sale (SGS) 2025, yang digelar di kawasan Ngarsopuro, Solo, Minggu (29/6/2025).
“Langit cerah menyapa Solo Raya, dan ini adalah isyarat baik. Tahun 2025 menjadi momentum yang luar biasa untuk membangun kawasan Solo Raya sebagai satu entitas ekonomi yang kuat,” ujar Harry, di hadapan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, kepala daerah se-Solo Raya, dan ribuan peserta yang hadir.
Menurutnya, tujuh daerah yang tergabung dalam Solo Raya—Kota Surakarta, Kabupaten Sragen, Karanganyar, Wonogiri, Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo—memiliki keunggulan geografis, budaya, dan infrastruktur yang saling melengkapi.
“Inilah kekuatan Solo Raya. Meskipun secara administratif berbeda, keterkaitan fungsional dan jaringan antarwilayah menjadikannya satu sistem ekonomi regional yang utuh,” jelasnya.
Harry juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam menyukseskan SGS 2025, mulai dari Gubernur Jawa Tengah, pemerintah kabupaten/kota, asosiasi usaha, pelaku industri kreatif, hingga sponsor dan mitra kerja.
“Pak Gubernur selalu ngelakoni dan ngopeni rakyatnya. Ini bukti kepemimpinan yang membumi dan penuh kepedulian. Karena itu, Kadin Jateng berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi lintas sektor demi pertumbuhan ekonomi inklusif di seluruh wilayah Jawa Tengah,” ungkap Harry.
Lebih lanjut, ia mengatakan SGS 2025 merupakan momentum untuk menggambarkan optimisme terhadap potensi Solo Raya sebagai pusat kegiatan ekonomi yang terus tumbuh.
“Melalui kegiatan ini, kami mendorong masyarakat untuk belanja, berwisata, dan berinvestasi. Ini saatnya Solo Raya menggeliat sebagai kawasan yang mampu membuka lapangan kerja dan menggerakkan konsumsi masyarakat,” katanya.
Harry menilai gelaran SGS 2025 juga menjadi momen yang tepat untuk memperkenalkan dan memasarkan produk-produk lokal dengan harga kompetitif.
“Baik dari pusat perbelanjaan modern maupun pasar tradisional, hotel, tempat kuliner, semua terlibat. Ini adalah panggung bersama untuk mempertemukan kekuatan ekonomi rakyat dan kekuatan industri,” tuturnya.
Tak hanya fokus pada penjualan dan promosi produk, Jawa Tengah juga menyiapkan program gebyar pasar murah untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok.
“Kami ingin kegiatan ini juga membawa manfaat langsung ke masyarakat, termasuk program sembako murah yang bisa didapatkan di booth-booth selama gelaran SGS,” jelasnya.
Sebagai penutup, Harry mengajak seluruh elemen untuk menyambut peluang besar dalam semangat kebersamaan.
“Mari kita songsong Solo Raya sebagai satu kawasan dengan berjuta kesempatan. Semoga SGS 2025 menjadi inspirasi bagi kawasan lain di Jawa Tengah untuk mengembangkan potensi lokal secara optimal,” pungkasnya.