SGS 2025 Siap Digelar di Seluruh Soloraya, Dorong Terwujudnya Aglomerasi Ekonomi Kawasan

SOLO – Ketua Kadin Kota Solo, Ferry Septha Indrianto, menyampaikan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk kembali mendorong terbentuknya aglomerasi Soloraya, sebagai strategi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan yang terdiri dari satu kota dan enam kabupaten.

Salah satu langkah yang diambil adalah memperluas pelaksanaan Solo Great Sale (SGS) 2025 agar tak hanya berlangsung di Kota Solo, melainkan juga di seluruh wilayah Soloraya. Ferry meyakini bahwa konsep aglomerasi memiliki potensi besar dalam memperkuat aktivitas ekonomi kawasan secara terpadu. “Ada sejumlah momentum yang bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan aglomerasi Soloraya,” ujar Ferry dalam keterangan tertulis yang diterima Espos, Kamis (10/4/2025).

Ia menjelaskan bahwa aglomerasi dapat menjadi alternatif pengganti konsep karesidenan Soloraya yang dulu pernah ada. Konsep ini mencerminkan konsentrasi kegiatan ekonomi dan manusia yang terintegrasi, dengan tujuan memperkuat daya saing dan pertumbuhan wilayah secara keseluruhan.

Agenda SGS 2025 yang akan digelar pada Juli mendatang menjadi salah satu momen penting untuk mengakselerasi proses tersebut. Tahun ini, SGS akan dilaksanakan secara serentak di tujuh daerah, yaitu Kota Solo, Karanganyar, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Sragen, dan Wonogiri.

Ferry optimistis bahwa penyelenggaraan SGS secara bersama di wilayah Soloraya akan menciptakan semangat kebersamaan dan kolaborasi antarwilayah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. “Selama ini SGS hanya berlangsung di Kota Solo. Kini saatnya kita bergerak bersama,” jelasnya.

Selain itu, ia menilai momen 100 hari pemerintahan baru di masing-masing daerah di Soloraya juga bisa dimanfaatkan untuk memperkuat implementasi aglomerasi. “Dua agenda ini bisa jadi titik awal penting untuk membangun Soloraya yang lebih terpadu,” tambahnya.

Menurut Ferry, jika diterapkan dengan baik, aglomerasi akan membawa dampak signifikan pada perkembangan ekonomi kawasan, mulai dari sektor UMKM, industri, hingga pariwisata.

Ia juga menekankan bahwa meski Kota Solo memiliki luas wilayah yang kecil dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten sekitarnya, Solo tetap bisa memainkan peran penting sebagai pusat pertumbuhan kawasan Soloraya.

Namun, Ferry juga mengingatkan tantangan yang muncul akibat otonomi daerah yang sering kali menciptakan ego sektoral. “Ini harus kita atasi bersama. Jangan sampai Solo menjadi kota yang tertinggal karena tidak ada dukungan dari wilayah sekitarnya,” pungkasnya.

WhatsApp Icon Shopping Icon